FILSAFAT ADALAH SENI BERTANYA YANG TAK PERNAH MATI, 2

Pada tulisan tugas yang kedua ini, saya juga merasakan bahwa ternyata 7 pertemuan yang terakhir ini sudah berakhir, yang dimana filsafat bagi saya merupakan hal seru dan menarik meskipun sedikt agak ambigu bagi saya, tetapi sepertinya asyik dalam membahas gagasan yang menjadi berpikir dan menarik karena menjawab pertanyaan terdalam manusia seperti “Apa hakikat kebenaran? Dan bagaimana cara kita tahu itu?. Menurut saya filsafat memang sulit dipahami karena terdapat konsep yang tersirat, memerlkan ketekunan dan berisiko menyesatkan jika akal dipisahkan dari bimbingan agama. Sering muncul terdengar kalo filsafat bisa “membuat kafir” karena ketakutan dan keraguan dalam penyalahgunaan yang menentang sebuah keyakinan. Maka dar itu, perlu menggunakan iman yang kuat dan niat dalam mencari sebuah kebenaran, tanpa itu maka bisa jadi gelap atau tanpa arah.

Apa itu Rasionalisme?

Rasionalisme adalah aliran filsafat modern yang menekankan akal sebagai satu-satunya alat untuk menangkap kebenaran pengetahuan. Rasionalisme ini merupakan filsafat pertama modern barat pertama. Terdapat tokoh- tokoh Rasionalisme yaitu 1. Rene Descartes (bapak filsafat modern) dari Perancis, 2. Gottfried Wilhelm Leibniz (pluralisme) dari Jerman, 3. Baruch de Spinoza (monism) dari Amsterdam. Sumber pertama manusia yang utama adalah dari akal manusia, yang datang dari akal sifatnya (nisbi) dan berubah-ubah, maka dari itu tidak bisa dijadikan sebagai standar kepercayaan.

Apa itu Empirisme?

Empirisme adalah aliran filsafat modern yang menyatakan bahwa pengetahuan mansuia didapatkan dari pengalaman manusia. Tokoh- tokohny; 1, francis Bacon (dari ingris yang mendirikan aliran empirisme/ bapak empirisme), 2. John Locke (dari inggris), 3. Thomas Hobbes ( dari skotlandia), 5. George Berkeley (dari irlandia). Menurut empirisme, pengetahuan manusia yang pasti adalah berasal dari pengalaman manusia yang pasti adalah berasal dari pengalaman manusia, yang berarti pengalaman menjadi satu-satunya sumber pengetahuan manusia. Pengalaman tersebut bisa pengalaman inderawi, bisa juga pengalaman ruhani.

Apa itu Kritisisme?

Kritisisme adalah aliran filsafat barat moderen yang mengkritik aliran Rasionalisme dan Empirisme dan berusaha mensisteskan antara keduanya. Tokoh kritisisme yaitu Immanuel Kant dari Jerman (1724-1804).  Terdapat 3 kritiknya yaitu kritik atas Rasio Murni, kritik atas Rasio Praktis, kritik atas Daya Pertimbangan. Ciri-ciri kritisisme 1. Menanggap bahwa objek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada objek, 2. Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat sesuatu, 3. Menjelaskan pengenalan manusia atas sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara peran unsur apriori yg berasal dari rasio berupa ruang dan waktu.

Apa itu Positivisme?

Positivisme adalah aliran filsafat modern yang menyatakan bahwa sebuah pengetahuan dianggap benar manakala bersifat logis, empiris, dapat dibuktikan melalui observasi, dan hasilnya diukur. Tokoh positivism yaitu Auguste Comte dari Perancis. . 3 tahap perkembangan manusia: 1. Tahap teologis (animisme/ fethisisme, polytheisme, monotheisme ( anak kecil/ TK), 2. Tahap metafisis (pergeseran dari tahap teologi, kepercayaan kepada dzat adikodatri) ke tahap pengertian yang lebih absttrak dan diintegrasikan dengan alam (anak remaja), 3. Tahap positive ( mulai meninggalkan hal-hal yang bersifat metafisik, mulai mencari pengetahuan dengnan berdasarkan observasi dan rasionya (orang dewasa). Aliran ini menolak sesuatu yang bersifat abstrak (metafisik) atau diluar fakta dan tidak bisa dibuktikan melalui serangkaian kerja ilmiah. 3 tahap perkembangan manusia

Apa itu Eksistensialisme?

Eksistensialisme adalah aliran filsafat baratb modern yang memandang manusia sebagai suatu makhluk yang harus bereksistensi atau aktif dengan sesuatu yang ada disekelilignya, serta mengkaji cara kerja manusia ketika berada dialam dunia ini dengan kesadarannya. Jenis eksistensialisme: 1. Teistik (beranggapan bahwa manusia itu bereksistensi atau mempunya kebebasan. Namun, diatas dasar pengaruh dari kehendak tuhan, 2. Ateistik ( beranggapan bahwa manusia mempunya kebebasan dalam bereksistensi, tapi itu terlepas dari kehendak tuhan). Tokoh eksistensialisme: 1. Jean Paul Satre (dari perancis), 2. Soren Aabye Kierkeegaard (dari Denmark merupakan bapak eksistensialisme, 3. Martin Heidegger (dari Jerman), 4. Karl Theodor Jaspers (dari Jerman), 5. Friedrich Nietzsche (dari dari Jerman), 6. Gabriel Marcel (dari paris-perancis).

Apa itu Pragmatisme?

Pragmatism adalah aliran filsafat yang lebih menekankan praktik. Tokohnya yaitu: 1. Charles Sanders Peirce, 2. William James, 3. John Dewey. Pragmatisme dalam pendidikan yaitu learning by doing dan problem, cara kerja Empirisme (mengandalkan pengamatan) dan Pragmatisme (fokus pada hasil praktis) sangat berguna untuk mengembangkan obat baru atau merancang teknologi. Rasionalisme juga melatih kita berpikir kritis dan logis, sehingga kita tidak mudah percaya hoaks. Tapi, ada batasannya: epistemologi Barat cenderung mengabaikan hal-hal di luar akal dan indra, seperti wahyu atau nilai-nilai spiritual. Padahal dalam Islam, sumber pengetahuan tertinggi adalah wahyu (Al-Qur'an dan Hadits), terutama untuk hal-hal abstrak seperti keimanan, akhlak, atau kehidupan akhirat. Jadi, metode Barat boleh dipinjam hanya untuk urusan duniawi yang nyata, sementara kebenaran agama harus tetap berakar pada wahyu. Kalau tidak, pendidikan Islam bisa kehilangan martabatnya.


Bagaimana seorang muslim dapat mencari kebenaran yang abstrak

Sebagai muslim, saya yakin bahwa akal dan pengetahuan mempunyai batas. Mereka tidak bisa menjawab pertanyaan seperti: "Seperti apa rupa Allah?", "Bagaimana kehidupan setelah mati?, atau Apa hakikat takdir?. Untuk hal-hal abstrak seperti ini, satu-satunya jalan adalah melalui wahyu Allah (Al-Qur'an dan Sunnah Nabi). Inilah panduan utama manusia. Misalnya, Al-Qur'an menjelaskan dengan jelas tentang malaikat, surga, neraka, atau takdir hal yang tidak bisa dibuktikan secara langsung. Saya juga percaya bahwa akal sehat harus percaya pada wahyu, Contohnya, ketika wahyu menyebutkan mukjizat Nabi Musa membelah laut, akal kami berusaha memahaminya dalam kerangka kekuasaan Allah, bukan menolaknya karena tidak ilmiah. 

Harapan serta hikmah setelah belajar filsafat

Belajar filsafat mengajarkan saya satu hikmah besar: seperti akal manusia itu terbatas. Filsafat Barat menunjukkan bagaimana manusia berjuang mencari kebenaran hanya dengan akal dan pengalaman, tapi sering buntu saat membahas hal-hal besar seperti Tuhan atau makna hidup. Justru ini menguatkan keyakinan saya bahwa manusia butuh bimbingan wahyu untuk memahami hakikat kehidupan seutuhnya. Saya juga belajar untuk rendah hati: kebenaran itu bukan milik pribadi, tapi perlu dimusyarawahkan dengan bijak. Untuk pembelajaran filsafat di FTIK ke depan, saya harap bisa lebih nyambung dengan kehidupan nyata. Misalnya, bagaimana ide filsuf Barat atau Islam bisa membantu menjawab masalah umat saat ini, seperti krisis moral atau kesenjangan sosial. Saya juga berharap kajian filsafat Islam (seperti pemikiran Al-Ghazali atau Ibnu Sina) diberi porsi lebih besar, agar kita tidak hanya fokus pada pemikir Barat. Yang terpenting, semoga filsafat diajarkan bukan sekadar teori, tapi sebagai alat untuk membangun iman dan akhlak, sehingga lahir generasi muslim yang cerdas logika, tapi juga kokoh spiritualnya.

Karolina Alqiya 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filsafat adalah seni bertanya yang tak pernah mati